Thursday, January 3, 2013

Kiat menulis : Bicara Itu Gampang, Begitu Juga Menulis, Tapi….


Konon, jenis penulis itu ada banyak macamnya, Kiat menulis : Bicara Itu Gampang, Begitu Juga Menulis, Tapi…. Ada penulis yang menulis semata-mata ingin menulis, ada yang ingin tulisannya dibaca banyak orang, ada yang sekdear cari nama, dan beberapa jenisnya lagi. Bambang Trim, seorang yang bergerak di bidang penerbitan membaginya dalam beberapa kategori dalam bentuk puisi di bawah ini:

Engkau Penulis yang Mana?


FIKSI | 01 January 2013 | 12:28
Ada penulis pena terlena
: setiap saat asyik berkarya
Selalu lupa pada pembaca
Merasa karya enak dibaca
Ada penulis pena perdana
: suatu saat menghasilkan karya
Setelah itu tak terdengar nama
Karya pertama dan satu-satunya
Ada penulis pena terpana
: setiap saat asyik bertanya
Mengumpulkan karya sejumlah penulis ternama
Tapi hanya terbuai angan belaka
Ada penulis pena terhina
: setiap saat dicerca naskahnya
Tiada pernah ia beranjak sempurna
Karena ia tidak pernah tahu menulis untuk apa
Ada penulis pena merana
: setiap saat mengeluh menderita
Beridealisme tanpa rencana
Menulis tak dihargai semestinya
Ada penulis pena durjana
: setiap saat mencari celah
Plagiat karya berpuluh jumlah
Naskah orang dibubuhi namanya
Ada penulis pena berdana
: setiap saat terobsesi bernama
Terpikat penerbitan swakelola
Menerbitkan sendiri siapa sangka
Ada penulis pena kelana
: setiap saat entah pergi kemana
Backpacker sebutan mengena
Menulis di mana saja dan apa saja
Ada penulis pena bahana
: setiap saat menajamkan karya
Tidak berkompromi dengan kualitas rendah
Setiap naskah mengejutkan dunia
Ada penulis pena bermakna
: setiap saat merenungi cinta
Mengikat makna amat sempurna
Karyanya mulia bertenaga
Engkau penulis yang mana?
Sedang aku masih bukan penulis bernama
—–
Mencermati puisi di atas, setidaknya bisa membuat kita bercermin. Apakah kita salah satunya? Atau termasuk jenis penulis manakah kita?

Menulis memang ajaib. Banyak hal bisa terjadi karena kita menulis. Ada yang dengan tulisannya bisa mengubah hidupnya sendiri maupun mengubah hidup orang lain. Ada pula yang berkat menulis namanya menjadi begitu tenar dan rejeki mengalir.

Fakta di atas tentu menarik. Tidak salah bila kita pun tertarik untuk menjadi seorang penulis. Maka mengenali jenis-jenis penulis seperti pada puisi di atas, kiranya penting untuk kita lakukan. Minimal sebagai bekal, bila nanti telah berhasil menjadi penulis kita bisa tetap bertahan pada jalur yang benar. Dan kalaupun kita masih merintis ‘karir’ di dunia penulisan, kita bisa segera memperbaiki orientasi bila ternyata orientasi kita selama ini termasuk jenis penulis yang ‘kurang baik’.

Mungkin ada baiknya kita bertanya, apakah kegiatan menulis kita membawa kemanfaatan bagi orang lain? Banyak penulis yang menuliskan segala sesuatunya menjadi begitu sangat mudah. Terhadap kurikulum misalnya, seorang penulis mengingatkan bahwa kurikulum harus ini, harus itu. Akan tetapi, penulis tersebut tidak sama sekali menuliskan arahan apa yang harus dilakukan. Akibatnya, tulisannya hanya berhenti sebatas menghimbau, dan dengan himbauan tersebut seolah-olah segala persoalan selesai. 

Kiranya memang penting untuk terus-menerus menguatkan guru agar percaya diri dengan segala kurikulum yang diterapkan. Hanya saja, bila guru terus-menerus dijejali dengan tulisan model ini, bukan tidak mungkin guru akan merasa terus ditekan dan akhirnya malah dengan sendirinya terbunuh ‘kreativitasnya”. Minimal, dalam hati mereka bila,”Huh….bicara sih mudah, menjalankannya itu yang susah!”

Tentu bukan kondisi seperti itu yang kita harapkan. Oleh karenanya, mungkin ada baiknya kita mempertimbangkan agar dalam menulis kita lebih memperhatikan efek tulisan yang kita hasilkan. Minimal, agar tulisan kita bisa memberikan manfaat ‘memudahkan’bagi pembaca, dan bukan malah menimbulkan kesulitan atau kegamangan baru. Salam! Kiat menulis : Bicara Itu Gampang, Begitu Juga Menulis, Tapi….(sumber : sindu kompasiana)
»»  read more

Harus Hati-Hati Memberi Tontonan Pada Anak


Hati-hati memberi tontonan kepada anak-anak kita. Banyak kartun-kartun sadis yang mengajarkan kekerasan kepada anak-anak tersebar luas baik melalui tv maupun internet. Kartun-kartun ini secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak pola pikir anak-anak.

Kalo dulu film anak kebanyakan bertema luar angkasa, silat, robot, senjata sinar lanser, seperti Superman, Batman, Space Ghost, dan lain-lain. Sekarang ini sepertinya didominasi kartun Jepang dengan tema-tema siluman, hantu, setan, arwah, roh, sihir, mantera, jimat, contohnya : Avatar, Inuyasha, Naruto, dan lain sebagainya.

Belum lagi film layar lebar bertema sihir yang jadi idola anak-anak di seluruh dunia seperti Harry Potter. Film ini jelas-jelas mengajarkan bahwa sihir adalah sesuatu yang baik dan keren.

Selain itu Youtube juga sangat rentan untuk anak-anak kita. Banyak video-video aneh yang diungah di youtube yang dapat ditonton oleh semua orang tak terkecuali anak-anak.

Lindungi anak-anak kita. Sebagai orang tua harus lebih ketat mengawasi anak-anak dalam menonton tv dan berselancar di youtube.

Sumber : gunawan (kompasiana)
»»  read more

Tips Kesiapan Anak Menjelang Masuk Sekolah Dasar

Tips Kesiapan Anak Menjelang Masuk Sekolah Dasar

Oleh Wijanarko Dwi Utomo (sumber kompasiana)

Peristiwa tahunan menjelang tahun ajaran baru selalu membuat hati para orang tua berdebar-debar, khususnya yang memiliki anak di masa transisi dari taman kanak-kanak ke sekolah dasar. Loket pendaftaran SD baru kami ketahui sudah dibuka sejak bulan Juli tahun lalu, atau sama dengan 1 tahun sebelum si anak mengenyam pendidikan di sekolah tersebut.

Proses yang kami lalu sebagai calon orang tua murid di sebuah sekolah dasar adalah membeli formulir pendaftaran, mengisinya dengan lengkap dan kemudian mengumpulkan kembali kepada pihak sekolah. Pada saat pengumpulan formulir ini sang anak akan melalui tahap evaluasi oleh para calon gurunya.

Pertanyaan yang bergejolak di hati para orang tua adalah, “anak saya bisa nggak ya?”; “anak saya lulus gak ya?”; dan sebagainya.

Kira-kira apa yang perlu diperhatikan oleh orang tua agar anaknya mampu lulus di fase evaluasi ini? Hasil ngobrol dengan seorang guru SD, anak-anak di sekolah dasar tuntutan yang paling utama adalah kesiapan dan kematangan untuk belajar.

Apa saja indikatornya perilakunya?

1. Anak sudah bisa berkomunikasi dengan orang lain (teman dan guru).
2. Anak mampu memahami instruksi yang diberikan oleh guru.
3. Anak mau duduk tenang di dalam kelas.
4. Anak mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru secara lisan dengan jelas.
5. Anak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah barunya.

Apakah kemampuan CaLisTung penting untuk dikuasai di awal? Menurut nara sumber kami, hal itu tidaklah penting. Hal yang paling penting adalah ke-5 indikator tadi, yang merupakan indikator kesiapan dan kematangan anak untuk belajar. Hasil pengamatan langsung beliau menyatakan bahwa anak yang sudah siap dan matang untuk belajar relatif mudah menguasai kemampuan baca, tulis dan hitung.

Semoga bermanfaat.

Salam!
»»  read more

Wednesday, January 2, 2013

Emosional, Kreatif, Sosial, Intuitif & Spiritual (EKSIS)

Emosional, Kreatif, Sosial, Intuitif & Spiritual (EKSIS)

Emosional, Kreatif, Sosial, Intuitif & Spiritual (EKSIS)

Oleh Waliwikuwikan (sumber : kompasiana )

Kecerdasan EKSIS (Emosional, Kreatif, Sosial, Intuitif & Spiritual)., Pesatnya perkembangan pendidikan yang didasarkan pada kesadaran terhadap peran bagi pembentukan sumber daya manusia yang memiliki kepribadian & kemandirian dengan adanya berbagai penemuan baru tentang potensi otak memicu munculnya revolusi dalam pengajaran & pembelajaran. Munculnya teori kecerdasan majemuk, gaya belajar, metode belajar serta berkembangnya media pembelajaran yang semakin komplit & kompleks menuntut siswa & guru untuk memiliki komitmen yang kuat terhadap kreativitas & inovasi dalam kegiatan pengajaran & pembelajaran.

Sebagai subjek kegiatan pembelajaran yang sekarang ini lebih dominan pada fungsi demonstrator & fasilitator, guru mesti memahami tentang : prinsip kerja otak manusia, gaya belajar siswa, cara mengingat cepat, cara menangani disleksia (kesulitan) belajar pada anak, teknik menggairahkan & menggeniuskan kelas, teknik memotivasi siswa, pemanfaatan sumber belajar, & penggunaan media belajar serta penataan ruang belajar sehingga memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi potensi & kompetensinya secara optimal. Selain itu guru mesti memiliki karakter & memahami etika profesi keguruan karena guru merupakan figure yang akan “digugu” & “ditiru” (=diteladani) oleh siswa. 

Dalam melakukan transfer baik ilmu pengetahuan, nilai-nilai kehidupan maupun ketrampilan guru mesti melakukan dengan pola pengajaran yang bervariasi & menyenangkan.

Siswa yang dalam hal ini selain sebagai objek, juga merupakan subjek belajar perlu membekali dirinya dengan ketrampilan belajar dan ketrampilan hidup dasar dengan mengenali kemampuan modalitas baik visual, auditorial maupun kinestetiknya sehingga mereka menjadi pembelajar multi inderawi. Hal ini penting untuk melejitkan kecerdasannya dengan strategi & teknik yang tepat. Untuk tetap dapat bertahan hidup dan melangsungkan kehidupannya dalam ketidakpastian masa depan yang penuh goncangan & godaan, siswa mesti memiliki kecerdasan EKSIS (Emosional, Kreatif, Sosial, Intuitif & Spiritual).
»»  read more