Saturday, July 7, 2012

Contoh PTK Bhs Indonesia SD Jigsaw

PTK Bhs Indonesia SD: Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan Menentukan Kalimat Utama Pada Paragraf Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Kooperatif Jigsaw Bagi Siswa Kelas V SD Negeri .......... Semester I Tahun Pelajaran 20...........


“Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan Menentukan Kalimat Utama Pada  Paragraf Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Kooperatif Jigsaw Bagi Siswa Kelas V SD Negeri .......... Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011”.
....................................
ABSTRAK
       Adapun tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan kemampuan menentukan kalimat utama pada paragraf dalam pembelajaran bahasa Indonesia  melalui metode kooperatif jigsaw bagi siswa kelas V SD Negeri Pandean 02 semester I tahun pelajaran 2010/2011.
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan September 2010 sampai dengan bulan November 2010. Penelitian dilakukan pada waktu itu karena materi yang berhubungan dengan permasalahan  tentang kemampuan menentukan kalimat utama pada paragraf dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas V masuk materi program semester I tahun pelajaran 2010/2011. Yang menjadi subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri Pandean 02, UPTD Pendidikan Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, dengan jumlah siswa 31 yang terdiri dari 14 laki-laki dan 17 perempuan.
Prosedur peneilitian yang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yatu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Analisis data kualitatif model pembelajaran dianalisis menggunakan analisis deskritif kualitatif dengan membandingkan siklus I dan siklus ke II sedangkan data yang berupa angka (kuantitatif) dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai siklus 1 dan nilai tes siklus II kemudian difleksi.
Hasil penelitian melalui Metode Kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan proses belajar siswa kelas V SD Negeri Pandean 02 UPTD Pendidikan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo dari siklus I ke siklus II dalam aktivitas proses pembelajaran 1). Aktivitas siswa ketika mendengar pembacaaan contoh paragraf oleh guru kelas yang memperoleh kriteria  B: 18 (58,06%) menjadi B: 22 (70,97%) meningkat 4 (12,91%); 2). Aktivitas siswa dalam menentukan unsur-unsur pembentuk paragraf yang memperoleh kriteria B: 20 (64,52%) menjadi 27 (87,09%) meningkat 7 (22,57%); 3). Aktivitas siswa dalam menentukan kalimat utama dalam paragraf yang  memperoleh kriteria B: 19 (61,29 %) menjadi B: 29 ( 93.54 %) meningkat 10 (32,25%); 4). Aktivitas siswa selama mengikuti diskusi kelompok yang memperoleh kriteria : B: 19 ( 82,35 %) menjadi B:28 (91,17%) meningkat 9 (29,02%); 5). Aktivitas siswa dalam menceritakan kembali paragraf dengan kata-kata sendiri yang memperoleh kriteria: B: 20 (64,52%) menjadi B: 29(93,54%) meningkat 3 (29,02%). Sedangkan Hasil belajar siswa terjadi peningkatan yaitu siswa yang mendapat nilai tuntas dari 6 siswa (19,35%) meningkat 31 siswa (100%) naik 25 siswa (80,65%) Siswa yang belum tuntas dari 25 siswa (80,65%) turun menjadi 0 siswa (0%).

 Kata Kunci : aktivitas dan kemampuan menentukan kalimat utama. Metode Kooperatif Jigsaw

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran tentang paragraf pada hakikatnya adalah pembelajaran keterampilan berbahasa yang lebih mengedepankan aspek kegiatan nyata, maka untuk mempelajari tentu tidaklah mudah apalagi pembelajaran adalah siswa tingkat Sekolah Dasar. Mereka relatif berusia muda  belum memiliki banyak pengalaman sehingga dalam belajar perlu terdapat unsur bermain supaya tercipta kondisi yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa. Berdasarkan kenyataan siswa kelas V SD Negeri Pandean 02 Semester I tahun pelajaran 2010/2011 aktivitas dan  kemampuan  menentukan kalimat utama pada paragraf  masih rendah. Dari jumlah 31 siswa yang mendapat nilai tuntas di atas KKM hanya  6  siswa ( 19,35% ) dan yang mendapat nilai belum tuntas ada 25 siswa ( 80,65%) dengan nilai KKMnya 64. Nilai rata-rata ulangan harian 52,90. Rendahnya kemampuan menentukan kalimat utama dalam paragraf  disebabkan karena siswa merasa bingung dan kesulitan dalam menentukan gagasan pokok, letak kalimat utama, kalimat penjelas, jenis paragraf, dan menjawab pertanyaan /mengerjakan tugas diskusi kelompok tentang paragraf. Hal ini disebabkan oleh sistem pembelajaran yang masih terpusat pada guru (teacher center). Siswa kurang diberi kesempatan untuk berlatih dan mengembangkan aktivitasnya. Di samping itu, dari sisi siswa sendiri pola pembelajaran yang demikian akan membiasakan siswa pasif, hanya menerima tanpa pernah memberi. Cenderung siswa kurang bergairah, kurang bersemangat, kurang tertarik, atau berminat dalam mengikuti pembelajaran. Akibatnya, siswa kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Keadaan pembelajaran yang demikian, tentu tidak obtimal terhadap percepatan pencapaian kompetensi dasar pembelajaran yang telah ditentukan.
 Rendahnya aktivitas dan kemampuan menentukan kalimat utama dalam paragraf disebabkan metode dan strategi pembelajaran yang digunakan guru  masih menggunakan pendekatan konvensional. Dalam pembelajaran masih tampak didominasi segi-segi teoritik yaitu guru masih banyak menjelaskan  segi pengetahuan atau teoritik tentang paragraf. Siswa mencatat semua penjelasan guru, sehingga pembelajaran berjalan searah. Dengan kondisi demikian, siswa sangat pasif selama mengikuti pembelajaran sehingga terkesan hanya sebagai objek, bukan sebagai pembelajaran. Kerjasama antar teman untuk membina sosialisasi siswa sangat kurang, sebab pembelajaran lebih banyak dikerjakan secara perorangan (individual). Sistim pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher center) tersebut akhirnya membuat siswa kurang mampu mengembangkan kreativitas, sebab jarang kesempatan untuk berlatih menentukan gagasan pokok dan kalimat utama.
Harapan setelah penelitian tindakan kelas dengan melalui metode kooperatif jigsaw siswa yang biasanya hanya pasif menerima pelajaran perintah atau petunjuk guru, berubah menjadi siswa yang aktif menentukan aktivitas (praktik) tidak hanya sekedar duduk, dengar, catat penjelasan guru yang teoritis, tetapi  diharapkan aktivitas dalam proses pembelajaran meningkat yang meliputi : aktivitas ketika membaca teks paragraf, aktivitas menentukan gagasan pokok, aktivitas mengidentifikasi unsur-unsur paragraf, aktivitas mengikuti diskusi, dan aktivitas menjelaskan dengan kata-kata sendiri hasil kerja kelompoknya. Kemampuan siswa dalam  menentukan kalimat utama pada paragraf juga meningkat  yaitu memperoleh di atas KKM 64 dengan nilai rata-rata minimal 65.
Rumusan Masalah
       Melalui penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah melalui metode kooperatif jigsaw aktivitas  dalam menentukan kalimat utama pada paragraf dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa kelas V SD Negeri Pandean 02 semester I tahun pelajaran 2010/2011meningkat?
2. Apakah melalui metode kooperatif jigsaw  kemampuan  menentukan kalimat utama  pada paragraf  dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa kelas V SD Negeri Pandean 02 semester I tahun pelajaran 2010/2011 meningkat?
Tujuan Penelitian
            Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini ini bertujuan untuk :
a.       Mengetahui peningkatan aktivitas proses pembelajaran dalam menentukan kalimat utama pada paragraf dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui metode kooperatif jigsaw bagi siswa  siswa kelas V SD Negeri Pandean 02 semester I tahun pelajaran 2010/2011.
b.      Mengetahui peningkatan kemampuan menentukan kalimat utama pada paragraf dalam pembelajaran bahasa Indonesia  melalui metode kooperatif jigsaw bagi siswa kelas V SD Negeri Pandean 02 semester I tahun pelajaran 2010/2011.
Manfaat Penelitian
a. Manfaat bagi Siswa , semakin bersemangat dalam belajar yang mendorong siswa agar selalu bekerjasama dengan teman sekelas atau sebangkunya  yang dapat memperoleh pengalaman belajar aktif dalam suasana yang menyenangkan  dan dapat menumbuhkan rasa kerjasama antara siswa dengan siswa dan guru dalam bekerja kelompok/diskusi.
b. Manfaat bagi Guru, memberikan pengetahuan yang lebih kongkret mengenai penerapan metode pembelajaran kooperatif jigsaw dalam meningkatkan aktivitas dan kemampuan menentukan kalimat utama pada paragraf.
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kajian Teori
Kemampuan Menentukan Kalimat Utama pada Paragraf
Hakikat Kemampuan
Menurut Chaplin (2000:1), kemampuan diartikan sebagai kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan; tenaga (daya kekuatan) untuk melakuakn sesuatu perbuatan. Kemampuan berarti semua kondisi psikologi yang diperlukan untuk menunjukan suatu aktivitas.
Hakikat Kalimat Utama
Kalimat dalam paragraf yang mengungkapkan pikiran/gagasan utama disebut kalimat utama (kalimat topik), sedangkan kalimat-kalimat yang mengungkapkan pikiran penjelas disebut kalimat penjelas. Jadi, dalam sebuah paragraf hanya terdapat satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas (Keraf, 1993: 76).
Nuriadi (2008: 144) menjelaskan kalimat utama  yang juga disebut ide utama (main idea) adalah sebuah pernyataan yang dibuat penulis sebagai ungkapan (formulasi) umum terhadap topik. Unsur ini berperan sangat bahkan paling signifikan dalam sebuah paragraf. Setiap kalimat yang lain dalam paragraf tersebut harus mengacu atau berkait, baik langsung maupun tidak langsung pada pernyataan (ide pokok) ini.
Berdasarkan paparan tersebut, maka pada hakikatnya kemampuan menemukan kalimat utama pada paragraf adalah kesanggupan (kemahiran) siswa dalam menentukan/menemukan kalimat dalam paragraf yang mengungkapkan pikiran/gagasan utama disebut kalimat utama (kalimat topik).
Hakikat Paragraf
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. sebuah paragraf merupakan himpunan kalimat yang saling berkaitan dalam satu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Paragraf merupakan suatu bentuk pengungkapan gagasan berupa gubahan yang tercermin dalam rangkaian beberapa kalimat secara sistematis dan mencerminkan satu gagasan yang padu.
Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Hakikat Pembelajaran Kooperatif
Lie (2005: 18) mengatakan bahwa model cooperative learning  didefenisikan  sebagai “sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur”. Model cooperative learning menyediakan suatu kerangka bagi guru untuk dapat membantu kepentingan pengembangan pembelajaran dan tujuan hubungan manusia. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengutamakan adanya sifat kerja sama antar peserta didik yang tersusun dalam suatu tim atau kelompok belajar guna mencapai tujuan belajar secara bersama. Para peserta didik belajar bersama dalam kelompok yang anggotanya terdiri dari empat sampai lima orang. Kegiatan dalam kelompok tersebut diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang sudah dijelaskan pokok-pokoknya oleh pengajar dan juga mendiskusikan tugas-tugas terstruktur. Tujuan pembelajaran kooperatif untuk membangkitkan interaksi personal yang efektif di dalam kelompok melalui diskusi. Dalam hal ini sebagian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa. Yakni mendengarkan penjelasan guru, mempelajari materi pelajaran, berdiskusi,  melaporkan, bertanya jawab dan memberikan kesimpulan materi yang telah didiskusikan.
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru (Suprijono 2009: 54).
Berdasarkan beberapa definisi di atas pembelajaran model cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu model pembelajaran dengan bekerja sama dalam kelompok kecil dan terstruktur serta keberhasilan kelompok tersebut ditentukan oleh keaktifan dari setiap anggota kelompok yang bersangkutan. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab dan berusaha mendapat hasil menguntungkan bagi seluruh anggota kelompok. Keberhasilan individu dalam kelompok merupakan orientasi dari keberhasilan kelompok, siswa bekerja untuk suatu tujuan yang sama dan membantu serta mendorong temanya agar berhasil dalam belajar.
Strategi dan Teknik Pembelajaran Kooperatif
Teknik Pembelajaran Kooperatif
Menurut  Lie (2005: 55-71) disebutkan bahwa teknik belajar mengajar cooperative learning ada 14 macam yaitu: (1) mencari pasangan, (2) bertukar pasangan, (3) berpikir-berpasangan-berempat, (4) berkirim salam dan soal, (5) kepala bernomor, (6) kepala bernomor terstruktur, (7) dua tinggal dua tamu, (8) kelilng kelompok, (9) kancing gemrincing, (10) keliling kelas, (11) lingkaran kecil lingkaran besar, (12) tari bambu, (13) jigsaw,         (14) bercerita berpasangan.
Dalam model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw, penataan ruang kelas perlu memperhatikan prinsip-prinsip tertentu (Lie, 2005: 57). Bangku perlu ditata sedemikian rupa sehingga semua siswabisa melihat guru atau papan tulis dengan jelas, bisa melihat rekan-rekan kelompoknya dengan baik, dan berada dalam jangkauan kelompoknya dengan merata. Kelompok bisa dekat satu sama lain, tetapi tidak mengganggu kelompok yang lain dan guru bisa menyediakan sedikit ruang kosong di salah satu bagian kelas untuk kegiatan lain.
Teknik mengajar Jigsaw ( Lie, 2005: 68) dikembangkan oleh Aroason et.al sebagai metode pembelajaran kooperatif. Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Teknik ini bisa digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama, dan bahasa. Teknik ini cocok untuk semua tingkatan atau kelas.
Penerapan Metode Kooperatif Jigsaw
Suwarno dkk. (2010:113) adapun langkah-langkah  metode kooperatif jigsaw adalah sebagai berikut: 1) guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dengan pembelajaran ini, 2) kelas dibagi menjadi 5 kelompok kooperatif dengan cara yang praktis dan menarik, 3) guru membagi lima topik kesetiap kelompok, misalnya, a). Topik I, apakah pajak itu perlu?, b) Topik II, Mengapa pajak itu banyak macamnya?, c) Topik III Untuk siapa hasil pemungutan pajak itu? d) Topik IV Apa Alasan orang enggan membayar pajak?, Topik V Mungkinkah Negara membebaskan pajak warga negaranya. 4) kelompok kooperatif memilih ketua yang bertugas membagi topik kepada anggotanya. 5) anggota kelompok diperintahkan untuk berpasangan dengan teman yang berbeda topik untuk saling tukar pikiran tentang topik  yang telah ditentukan dan mencatat hasilnya. (6) dari kelompok kooperatif diubah menjadi lima kelompok ahli yang terdiri dari masing-masing anggota yang mendapat topik yang sama, yaitu : a). kelompok ahli I beranggotakan topik I, b) kelompok ahli II beranggotakan topik II, c) kelompok ahli III beranggotakan topik III, d) kelompok ahli IV beranggotakan topik IV, e) kelompok ahli V beranggotakan topik V

Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :
1.    Melalui metode kooperatif jigsaw dapat meningkatkan aktivitas menentukan kalimat utama pada paragraf dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi  siswa kelas V SD Negeri Pandean 02 semester I tahun pelajaran 2010/2011.
2.    Melalui  metode koperatif jigsaw dapat meningkatkan kemampuan menentukan kalimat utama pada paragraf dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa kelas V SD Negeri Pandean 02 semester I tahun pelajaran 2010/2011.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Waktu dan Subyek Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan September 2010 sampai dengan bulan November 2010. Penelitian dilakukan pada waktu itu karena materi yang berhubungan dengan permasalahan  tentang kemampuan menentukan kalimat utama pada paragraf dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas V masuk materi program semester I tahun pelajaran 2010/2011. Yang menjadi subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri Pandean 02, UPTD Pendidikan Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, dengan jumlah siswa 31 yang terdiri dari 14 laki-laki dan 17 perempuan.
Sumber  dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu data yang berasal dari subyek penelitian dan dari bukan subyek. Sumber data dari subyek penelitian merupakan sumber data primer yaitu tentang proses dan hasil belajar siswa. Data primer tentang proses belajar berupa hasil pengamatan selama pelaksanaan tindakan yang meliputi tentang aktivitas siswa ketika membaca teks paragraf yang diberikan oleh guru, aktivitas siswa dalam menentukan dengan baik gagasan pokok pada sebuah paragraf, aktivitas siswa dalam mengedentifikasi dengan baik unsur-unsur paragraf, aktivitas siswa selama mengikuti diskusi kelompok, aktivitas siswa dalam menjelaskan dengan baik hasil kerja kelompoknya dengan kata-kata sendiri. Sumber data selain dari subyek penelitian merupakan sumber data skunder yaitu data hasil pengamatan yang dilakukan dengan koloborasi dengan teman sejawat.
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik dokumentasi, teknik tes, dan teknik non tes.
a.         Teknik dokumentasi, digunakan untuk mengetahui data kondisi awal siswa sebelum dilakukan penelitian yaitu nilai ulangan harian sebelumnya.
b.        Teknis tes, yaitu dengan tes tertulis yang digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa tentang kemampuan menentukan kalimat utama dalam paragraf.
c.         Teknis non tes, yaitu menggunakan  lembar  pengamatan dengan menggunakan lembar penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang  aktivitas pembelajaran.
Validitas Data dan Analisis Data
              Untuk memperoleh data yang valid mengenai aktivitas dan kemampuan menentukan kalimat utama dalam paragraf bagi siswa kelas V SD Negeri Pandean 02 semester I tahun pelajaran 2010/2011 yaitu :
1.    Aktivitas pross pembelajaran sisiwa (pengamatan) divalidasi dengan melalui trianggulasi sumber yaitu data yang berasal dari siswa, guru, dan kolaborasi teman sejawat. Data kualitatif hasil pengamatan menggunakan analisis deskriftif kualitatif berdasarkan pengamatan dan refleksi dengan membandingkan aktivitas siklus I dan siklus II.
2.    Hasil belajar yang berupa nilai tes yang divalidasi adalah istrumen tes yang berupa butir soal dengan content validity diperlukan kisi-kisi soal. Data yang berupa angka(data kwantitatif menggunakan analisis deskrriftif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes siklus I, dan nilai tes siklus II kemudian direfleksi).
Sedangkan analisis Data yaitu data kualitatif hasil pengamatan proses pembelajaran dianalisis menggunakan analisis diskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dan siklus II. Sedangkan data yang berupa angka (data kuantitatif) dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan nilai tes setalah siklus II, kemudian direfleksi.
Prosedur Tindakan
         Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan/observasi dan refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Diskripsi Kondisi Awal
Untuk lebih jelasnya suasana belajar pada kondisi awal dapat dilihat pada gambar foto dibawah ini :






Foto Suasana aktivitas siswa pada pembelajaran kondisi awal
Pada gambar foto di atas siswa masih tampak pasip belum ada aktivitas, belum ada kerjasama suasana kelas kurang menyenangkan guru menerangkan murid mendengarkan siswa tampak jenuh dan bosan.
Hasil tes kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel Perolehan Nilai dan Ketuntasan Belajar siswa Kondisi Awal
NO
Interval Nilai
Frekuensi
Prosentase (%)
Keterangan
1
11-20
1
3.23
Belum Tuntas
2
21-30
2
6.45
Belum tuntas
3
31 -40
6
19.35
Belum tuntas
4
41 - 50
8
25.81
Belum tuntas
5
51 - 60
8
25.81
Belum tuntas
6
61 - 70
4
12.90
Tuntas
7
71 - 80
2
6.45
Tuntas
JUMLAH
31
100

Sumber : Data September 2010
         Berdasarkan dari tabel di atas  tentang hasil nilai ulangan Bahasa Indonesia kondisi awal kelas V SD Negeri Pandean 02 semester I Tahun 2010/2011, ada 25 siswa dinyatakan belum tuntas nilainya masih di bawah KKM 64 yaitu terdiri dari 1 siswa yang mendapatkan nilai 11-20, 2 siswa yang mendapatkan nilai 21-30, 6 siswa yang mendapatkan nilai 31-40 dan 8 siswa yang mendapatkan nilai 41-50 dan 8 siswa memperoleh nilai 51-60. Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai tuntas di atas KKM 64 sebanyak 6 siswa yaitu terdiri dari 4 siswa memperoleh nilai antara 61-70,  2 siswa memperoleh nilai 71-80. Nilai rata-rata ulangan harian kondisi awal adalah 52,90.
Deskripsi Siklus I
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam foto di bawah ini :













Foto suasana pelaksanaan siklus I pertemuan 1
Gambar foto di atas tampak siswa cukup aktif sudah anak yang berani bertanya, sudah ada kerjasama dalam kelompok dan dan suasana pembelajaran cukup menyenangkan.
              Hasil pengamatan tentang aktivitas proses pembelajaran siswa dan guru. Aktivitas  proses pembelajaran siswa dapat dilihat dalam Tabel 4, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3
Prosentase Aktivitas Proses Belajar Siswa Siklus I
No
Uraian
Kriteria
Persentase (%)

B
C
K
B
C
K

1
Aktivitas siswa ketika mendengar pembacaan contoh paragraf oleh guru kelas.
18
12
1
58,06
38,71
3,23



2
Aktivitas siswa dalam menentukan unsur-unsur pembentuk paragraf.
20
9
2
64,52
29,03
6,45



3
Aktivitas siswa dalam menentukan kalimat utama dalam paragraf.
19
11
1
61,29
35,48
3,23



4
Aktivitas siswa selama mengikuti diskusi kelompok.
19
11
1
61,29
35,48
3,23



5
Aktivitas siswa dalam menceritakan kembali paragraf dengan kata-kata sendiri.
20
10
1
64,52
32,25

3,23

Hasi belajar siswa pada siklus I dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
Perolehan  Nilai Dan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
Interval Nilai
Frekuensi
Presentase (%)
Keterangan
41- 50
3
9,67
Belum tuntas
51-60
5
16,12
Belum tuntas
61-70
14
45,16
Tuntas
71-80
8
25,80
Tuntas
81-90
1
3,25
Tuntas
Jumlah
31
100

Berdasarkan dari tabel di atas  tentang hasil nilai ulangan bahasa Indonesia tentang menentukan kalimat utama dalam paragraf pada siklus I  kelas V SD Negeri Pandean 02 semester I tahun pelajaran 2010/2011, ada 8 siswa atau 25,79 % dinyatakan belum tuntas nilainya masih di bawah KKM 64  yaitu terdiri dari 3 siswa yang mendapatkan nilai antara 41-50 dan 5 siswa memperoleh nilai antara 51-60. Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai tuntas diatas KKM 64 sebanyak 23 siswa atau 74,21 % yaitu terdiri dari 14 siswa memperoleh nilai antara 61-70,  8 siswa memperoleh nilai antara 71-80. Dan 1 siswa memperoleh nilai antara 81-90. Nilai rata-rata ulangan harian siklus I adalah 69,68.
Deskripsi Siklus II
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam foto di bawah ini :





Gambar  Foto Suasana Pelaksanaan Siklus II pertemuan 1
      Gambar di atas susana kelas tampak menyenangkan siswa tampak aktif, dari perwakilan kelompok mempersetasikan hasil diskusi kelompok dan tim ahli yang berasal dari kelompok asal maju kedepan kelas untuk mendiskusikanya serta siswa dengan bangga dan senang memasang hasik kerja kelompok setelah diberi nilai guru.
Berdasarkan pengamatan pada siklus II tentang aktivitas proses pembelajaran dapat dijelaskan dalam bentuk tabel dan diagram dibawah ini.
Prosentase Aktivitas Proses Belajar Siswa Siklus II
No
Uraian
Kriteria
Persentase (%)

B
C
K
B
C
K

1
Aktivitas siswa ketika mendengar pembacaan contoh paragraf oleh guru kelas.
22
9
0
70,97
29,03
0



2
Aktivitas siswa dalam menentukan unsur-unsur pembentuk paragraf.
27
4
0
87,09
12,91
0



3
Aktivitas siswa dalam menentukan kalimat utama dalam paragraf.
29
2
0
93,54
6,46
0



4
Aktivitas siswa selama mengikuti diskusi kelompok.
28
3
0
90,32
9,68
0



5
Aktivitas siswa dalam menceritakan kembali paragraf dengan kata-kata sendiri.
29
2
0
93,54
6,46
0



Hasil Belajar siswa dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Perolehan Nilai dan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
Interval Nilai
Frekuensi
Presentase (%)
Keterangan
61-70
6
19,35
Tuntas
71-80
17
54.85
Tuntas
81-90
6
19,35
Tuntas
91-100
2
6,45
Tuntas
Jumlah
31
100

Berdasarkan nilai diatas, perolehan nilai dan ketuntasan belajar siswa siklus II dari 31 seluruh siswa memperoleh nilai tuntas diatas KKM 66. sejumlah 31 siswa (100%) yang terdiri dari 6 siswa memperoleh nilai antara 61-70, 17 siswa memperoleh 71-80, 6 siswa memperoleh nilai antara 81-90, dan 2 siswa memperoleh nilai antara 91-100. Nilai rata-rata tes siklus II adalah 81,29.
Pembahasan/Diskusi
Dalam pembahasan ini ada 3 hal yang akan dibahas, yaitu meliputi tindakan, aktivitas proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa.
1.    Tindakan
No
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
1
Belum menggunakan metode kooperatif jigsaw
Menggunakan metode kooperatif jigsaw tanpa bimbingan guru
Menggunakan metode kooperatif jigsaw dengan bimbingan guru




2.    Aktivitas Proses Pembelajaran
No
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Refleksi
1
Aktivitas belajar dan semangat mengikuti pelajaran masih kurang.










































Pembelajaran terpusat pada guru dan penyampaian materi bersifat monoton tanpa variasi serta belum dapat menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan
1.      Aktivitas siswa ketika mendengar pembacaaan contoh paragraf oleh guru kelas
Kriteria:
B : 58,06 %
C : 38,71 %
K : 3,23 %
2.    Aktivitas siswa dalam menentukan unsur-unsur pembentuk paragraf.
Kriteria:
B : 64,52 %
C : 29,03 %
K : 6,45 %
3.Aktivitas siswa dalam menentukan kalimat utama dalam paragraf.
Kriteria:           
B : 61,29%
C : 35,48 %
K : 3,23 %
4.         Aktivitas siswa selama mengikuti diskusi kelompok
Kriteria:
B : 61,29%
C : 35,48 %
K : 3,23 %
5.    Aktivitas siswa dalam menceritakan kembali paragraf dengan kata-kata sendiri.
Kriteria:
B : 64,52%
C : 32,25 %
K : 3,23 %


Aktivitas Kinerja Guru :
Jumlah skor : 41
Nilai rata-rata : 3,15
Prosentase : 63,08 %
Katagori : Kurang Baik
1. Aktivitas siswa ketika mendengar pembacaaan contoh paragraf oleh guru kelas
Kriteria:
B : 70,93 %
C : 29,03 %
K : 0 %
2.    Aktivitas siswa dalam menentukan unsur-unsur pembentuk paragraf.
Kriteria:
B : 87,09 %
C : 12,91 %
K : 0 %
3.Aktivitas siswa dalam menentukan kalimat utama dalam paragraf.
Kriteria:           
B : 93,54%
C : 6,46 %
K : 0 %
4.         Aktivitas siswa selama mengikuti diskusi kelompok
Kriteria:
B : 90,32%
C : 9,68 %
K : 0 %
5.    Aktivitas siswa dalam menceritakan kembali paragraf dengan kata-kata sendiri.
Kriteria:
B : 93,54%
C : 6,46 %
K : 0 %


Aktivitas Kinerja Guru :
Jumlah skor : 54
Nilai rata-rata : 4,15
Prosentase : 83,08 %
Katagori : Baik
Aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan dari setiap aspek aktivitas siswa yaitu:
1.    Aktivitas siswa ketika mendengar pembacaaan contoh paragraf oleh guru kelas
 yang memperoleh kriteria  B: 18 (58,06%) menjadi B: 22 (70,97%) meningkat 4 (12,91%)
2. Aktivitas siswa dalam menentukan unsur-unsur pembentuk paragraf.
yang memperoleh kriteria B: 20 (64,52%) menjadi 27 (87,09%) meningkat 7 (22,57%)
3. Aktivitas siswa dalam menentukan kalimat utama dalam paragraf yang  memperoleh kriteria B: 19 ( 61,29 %) menjadi B: 29 ( 93.54 %) meningkat 10 (32,25%)
4. Aktivitas siswa selama mengikuti diskusi kelompok
yang memperoleh kriteria :
B: 19 ( 82,35 %) menjadi B:28 (91,17%) meningkat 9 (29,02%)
5. Aktivitas siswa dalam menceritakan kembali paragraf dengan kata-kata sendiri.
yang memperoleh kriteria: B: 20 ( 64,52 %) menjadi B: 29(93,54%) meningkat 3 (29,02%)










Aktivitas kinerja guru siklus I dan siklus II terdapat peningkatan. Jumlah skor 41 menjadi 54 meningkat 13. Nilai rata-rata 3,15 menjadi 4,15 meningkat 1. Prosentase 63,08% menjadi 83,08% naik 20%. Dari katagori kurang baik menjadi baik
3.   Hasil Belajar Siswa
No
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Refleksi Kondisi Awal ke Siklus II
1
Ulangan Harian pada kondisi awal yang memperoleh :
Nilai belum tuntas : 25 siswa (80,65 %)
Nilai Tuntas : 6 siswa (19,35%)
Nilai Rata-rata : 52,9
Ulangan Harian pada siklus I memperoleh :
Nilai Belum Tuntas : 8 siswa (25,81%)
Nilai tuntas : 23 siswa (74,19 %)
Nilai Rata-rata : 69,68
Ulangan Harian pada siklus II memperoleh:
Nilai Tuntas: 31 siswa (100 %)
Nilai Rata-rata: (81,29)
Hasil belajar siswa terjadi peningkatan yaitu siswa yang mendapat nilai tuntas dari 6 siswa (19,35%) meningkat 31 siswa (100%) naik 25 siswa (80,65%) Siswa yang belum tuntas dari 25 siswa (80,65%) turun menjadi 0 siswa (0%) turun 25 siswa (80,65%). Nilai rata-rata dari 52,9 menjadi 81,29 meningkat 28,32
Hasil penelitian
Berdasarkan pembahasan (diskusi) di atas hasil tindakan yang berupa aktivitas proses pembelajaran dan hasil belajar dapat dijelaskan sebagai berikut aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan dari setiap aspek aktivitas siswa yaitu:
1. Aktivitas Proses Pembelajaran Siswa
1). Aktivitas siswa ketika mendengar pembacaaan contoh paragraf oleh guru kelas yang memperoleh kriteria  B: 18 (58,06%) menjadi B: 22 (70,97%) meningkat 4 (12,91%); 2). Aktivitas siswa dalam menentukan unsur-unsur pembentuk paragraf yang memperoleh kriteria B: 20 (64,52%) menjadi 27 (87,09%) meningkat 7 (22,57%); 3). Aktivitas siswa dalam menentukan kalimat utama dalam paragraf yang  memperoleh kriteria B: 19 (61,29 %) menjadi B: 29 ( 93.54 %) meningkat 10 (32,25%); 4). Aktivitas siswa selama mengikuti diskusi kelompok yang memperoleh kriteria : B: 19 ( 82,35 %) menjadi B:28 (91,17%) meningkat 9 (29,02%); 5). Aktivitas siswa dalam menceritakan kembali paragraf dengan kata-kata sendiri yang memperoleh kriteria: B: 20 (64,52%) menjadi B: 29(93,54%) meningkat 3 (29,02%)
2. Hasil belajar Siswa
Dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan hasil belajar dari nilai ketuntasan belajar mengalami peningkatan Hasil belajar siswa terjadi peningkatan yaitu siswa yang mendapat nilai tuntas dari 6 siswa (19,35%) meningkat 31 siswa (100%) naik 25 siswa (80,65%) Siswa yang belum tuntas dari 25 siswa (80,65%) turun menjadi 0 siswa (0%) turun 25 siswa (80,65%). Nilai rata-rata dari 52,9 menjadi 81,29 meningkat 28,32.
PENUTUP
Simpulan
Menurut teoritik dan empirik hasil penelitian tindakan kelas melalui metode kooperatif Jigsaw baik dari aktivitas siswa dalam proses pembelajran maupun hasil belajar dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran
1). Aktivitas siswa ketika mendengar pembacaaan contoh paragraf oleh guru kelas yang memperoleh kriteria  B: 18 (58,06%) menjadi B: 22 (70,97%) meningkat 4 (12,91%); 2). Aktivitas siswa dalam menentukan unsur-unsur pembentuk paragraf yang memperoleh kriteria B: 20 (64,52%) menjadi 27 (87,09%) meningkat 7 (22,57%); 3). Aktivitas siswa dalam menentukan kalimat utama dalam paragraf yang  memperoleh kriteria B: 19 (61,29 %) menjadi B: 29 ( 93.54 %) meningkat 10 (32,25%); 4). Aktivitas siswa selama mengikuti diskusi kelompok yang memperoleh kriteria : B: 19 ( 82,35 %) menjadi B:28 (91,17%) meningkat 9 (29,02%); 5). Aktivitas siswa dalam menceritakan kembali paragraf dengan kata-kata sendiri yang memperoleh kriteria: B: 20 (64,52%) menjadi B: 29(93,54%) meningkat 3 (29,02%)
2.      Hasil Belajar Siswa
Kemampuan mentukan kalimat utama dalam paragraf bagi siswa kelas V SD Negeri Pandean 02 Semester I tahun pelajaran 2010/2011 meningkat. Dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan hasil belajar dari nilai ketuntasan belajar mengalami peningkatan hasil belajar siswa terjadi peningkatan yaitu siswa yang mendapat nilai tuntas dari 6 siswa (19,35%) meningkat 31 siswa (100%) naik 25 siswa (80,65%) Siswa yang belum tuntas dari 25 siswa (80,65%) turun menjadi 0 siswa (0%) turun 25 siswa (80,65%). Nilai rata-rata dari 52,9 menjadi 81,29 meningkat 28,32.
Implikasi
Berdasarkan kajian teori tentang metode kooperatif jigsaw untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
1.    Mendapat teori baru tentang berbagai motode inovatif dan kreatif menuju proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan (PAIKEM).
2.    Sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas selanjutnya dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran
Saran-saran
1.    Saran bagi siswa, agar siswa dapat mengikuti dalam proses pembelajaran lebih aktif dengan suasana yang menyenangkan tanpa rasa takut atau tekanan serta dapat menumbuhkan kerjasama antara siswa dengan kelompoknya.
2.    Saran bagi guru, memberikan bekal dan solusi pemecahan agar dapat menerapkan dan mengembangkan dalam memilih  serta menerapkan metode pembelajaran inovatif di kelas yang menjadi tanggung jawab profesional sebagai guru.
3.    Saran bagi sekolah, memberikan berbagai alternatif tindakan pembelajaran dalam mengembangkan metode pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.
DAFTAR PUSTAKA
A.Syukur, Ghazali.  2002. Metode Pengajaran Sastra dengan Strategi Kooperatif. Magelang: Indonesia Tera.
Chsplin.J.P. 2000. Dictionary of Psychologiy. New York: Dell Publishing Co, Inc.
Keraf, Gorys. 1993. Kompetensi Ende Flores: Nusa Indah.
Lie Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktekan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.
Nuriadi. 2008. Teknik jitu Menjadi Pembaca Terampil. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sunardi. 2005. Implementasi Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran Menulis Pantun. Jurnal Pendidikan. Vol 2. No 2. Juni 2005.Semarang: LPMP Jawa Tengah
Suprijono Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susilo. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Suwarno. Mulyadi. 2010.  Pendagogi Khusus Bidang Studi Sekolah Dasar. UMS: Panitia Sertifikasai Guru Rayon 41 Surakarta.
Contoh PTK Bhs Indonesia SD Jigsaw

0 comments: